Namrole, tekab86.com – Dinas kesehatan kabupaten Buru selatan menggelar kegiatan intervensi Stunting program BKKBN yang berlangsung di Desa Fatmite kecamatan Namrole, Kabupaten setempat, Sabtu, (8/6/2024).
Dalam sambutan wakil Bupati, dirinya mengatakan Buru selatan melalui dinas kesehatan (BKKBN) sukses menurunkan angka Stanting
Wakil Bupati Buru selatan, Gerson E Selsily dalam sambutannya mengatakan, Bursel masih menjadi kabupaten dengan angka Stunting tertinggi di Maluku sejak tahun 2022 dan pada tahun 2023 bumi Flolik Lalen Fedak Fena ini mengalami penurunan prevelensi Stunting sebesar 35,5,” ungkap Wabup.
Dalam kegiatan intervensi Stunting program BKKBN bersama Dinas Kesehatan Bursel itu, Wabup menyebut dengan nilai prevelensi angka 35,5 tidak dapat menjadikan semua pihak berbangga diri, sebab tanggung jawab bagi generasi Bursel menjadikan semua pihak harus bekerja keras dalam memerangi Stunting.
“Memerangi stunting haruslah lahir dari setiap nurani dan rasa cinta akan masa depan putra – putri kita,” ucapnya.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Bursel ini mengaku, Stunting masih menjadi musuh bersama, sehingga terbitlah surat edaran kementrian dalam negeri mengenai pelaksanaan kegiatan Intervensi serentak pencegahan Stunting di daerah dengan memastikan 10 aksi pasti dapat terlaksana dengan baik di tiap posyandu.
“Untuk itu setiap sasaran di antaranya, balita/ibu hamil (bumil), ibu nifas dan calon pengantin harus dipastikan datang ke posyandu tanpa terkecuali karena nantinya Tim TPPS juga akan memonitoring setiap pelaksanaan posyandu sehingga pihak desa dan Puskesmas wajib memastikan tiap aspek Posyandu terlaksana sebagai mana semestinya,” tegasnya.
Kata Wabup, setiap Posyandu sudah menggunakan pengukuran dan penimbangan menggunakan antropometri PMT, penyuluhan bergizi terstandar dan seimbang guna memastikan seluruh sasaran teredukasi serta memastikan percepatan hasil posyandu segera terinput pada data E-PPGBM.
“Saya ingin menekankan bahwa pemerintah Bursel sangatlah serius dalam memulihkan daerah kita ini dari Stunting sehingga Tim TPPS serta para pihak dan stakeholder lainnya perlu menguatkan lagi komitmen dan kesepahaman bersama dan saya berharap kepada tiap jajaran Tim TPPS untuk tetap memantau pelaksanaan Posyandu,” papar Wabup.
Tim jajaran ini meliputi Dinas KP2KB (Kesehatan) dan instansi terkait, melihat setiap layanan intervensi spesifikasi dan sensitif tepat sasaran. Dinas PMD memastikan tiap kepala Desa menggunakan anggaran dana desa dengan tepat dalam pelaksanaan Posyandu. Sedangkan Dinas Sosial dan PUPR memastikan bantuan sosial kepada tiap keluarga beresiko Stunting.
“Setiap jajaran TPPS lainnya untuk tetap bersinergi dan berkolaborasi dalam pelaksanaan intervensi serentak ini,” tambah Selsily.
la menjelaskan, pelaksanaan intervensi serentak pencegahan Stunting ini akan dilaksanakan selama bulan Juni dengan mengikuti jadwal posyandu di tiap daerah dan kemudian akan ditindak lanjuti dalam evaluasi di bulan Juli.
“Dalam tiap pelaksanaan posyandu pimpinan OPD terkait serta para pihak lainnya harus mengunjungi dan memantau pelaksanaan Posyandu dimana pun berada. Kita semua perlu berperan dalam pelaksanaan intervensi serentak ini, jadikan posyandu sebagai langkah awal memulihkan desa kita dari Stunting,” pintanya.
Usai memberikan sambutan, Wakil Bupati Gerson Selsily didampingi Sekda, kadis kesehatan dan Kasat Reskrim Polres Bursel secara bergantian memukul tifa pertanda Launching Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Kabupaten Buru Selatan resmi dibuka.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis pemberian makanan tambahan (PMT) kepada balita, peralatan, Antropometri PMT dn sertifikat siap kawin siap hamil.
Hadir pada kegiatan dengan tema “Mari Baku Kele Wujudkan Generasi Emas Buru Selatan” selain Wakil Bupati, Plt Sekda Rustam Makatitta, kadis kesehatan Wa jeni SKM, Kasat Reskrim Polres Bursel, Sekertaris PKK Ros Mahulete, Ketua Dharna Wanita Makatitta, Penjabat Kades Lektama.
AKP