Namrole, tekab86.com – Cuaca ekstrim yang disertai dengan curah hujan yang tinggi disertai angin kencang mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor mengepung wilayah kabupaten Buru Selatan. Kondisi ini akan berdampak terhadap distribusi kebutuhan pokok masyarakat (Bapok) dan juga kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM). Saat ini peringatan dini dan larangan berlayar yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ambon, membuat KM Cantika Ekspres 5E tidak berlayar untuk melayani masyarakat dan penumpang akhir pekan kemarin.
Kondisi ini mengakibatkan pasokan distribusi kebutuhan masyarakat tertunda. Hal ini diperparah dengan putusnya ruas jalan lintas Namrole – Namlea yang menjadi urat nadi distribusi kebutuhan pokok masyarakat melalui jalur darat baik dari Namlea ke Namrole maupun sebaliknya.
Ruas jalan lintas tersebut selama ini di lalui masyarakat dengan kendaraan roda dua dan empat maupun truk pengangkut kebutuhan pokok masyarakat baik dari Ambon, Namlea Namrole maupun sebaliknya. Namun sejak pekan kemarin, ruas jalan tersebut tertimbun longsor dan terputus akibat curah hujan yang tinggi.
Akibat longsoran ini juga kabel optik milik PT Telkomsel yang ditanam dalam tanah terputus. Putusnya kabel optik mengakibatkan jaringan atau sinyal internet dalam Kota Namrole mati total (hilang) dan berdampak ke masyarakat dan pemerintah dalam bidang komunikasi.
Masyarakat pengguna jalan tersebut yang ingin melakukan perjalan dari Namrole ke Namlea maupun sebaliknya dari Namlea ke Namrole harus rela berjalan kaki untuk berganti kendaraan.
” Katong harus turun untuk naik angkut lain (tukar oto) karena ruas jalan putus dan tertimbun longsor,” ujar Rani salah satu penumpang.
Dia mengaku, bukan hanya longsor yang terjadi, tetapi saat ini salah satu jembatan yang ada di Sungai Waeapo terancam ambruk karena terjadi longsoran di bagian oprit jembatan tersebut bila tidak segera ditangani.
Ada satu jembatan di Sungai Waeapo yang terancam ambruk lantaran terjadi longsoran di bagian opritnya. Olehnya itu untuk masyarakat pengguna ruas jalan lintas Namrole-Namlea untuk berhati- hati saat melewati ruas jalan tersebut.
Booy Manutilaa, Ketua Pangkalan Mobil Lintas meminta pemerintah terutama Balai Jalan Nasional untuk segera menangani kerusakan yang tertimbun longsor akibat curah hujan yang tinggi. Hal ini perlu dilakukan untuk memperlancar arus transportasi masyarakat maupun barang dan jasa yang di ruas jalan tersebut.
” Saya kira langkah cepat harus diambil oleh pemerintah dalam hal ini Balai Pelaksanaan Jalan dan Jembatan Wilayah Maluku, sehingga ruas jalan yang putus, tertimbun longsor dan juga jembatan yang opritnya nyaris ambruk harus segera tertangani. Ini untuk membantu masyarakat di dua kabupaten bertetangga itu,” harapnya.
Selain itu, lanjut Manutilaa, penanganan secara cepat juga akan mempercepat distribusi kebutuhan pokok masyarakat dan BBM ke Namrole.
” Selama ini kan kebutuhan pokok masyarakat dan BBM dipasok dari Namlea Kabupaten Buru. Kalau jalan terputus maka akan berpengaruh terhadap pasokan Bapok dan BBM yang nantinya berdampak pada kenaikan harga,” desaknya.
Untuk membahas penanganan dampak bencana alam di Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Polres bersama Pemda Bursel menggelar rapat lintas sektor terkait penanganan dampak bencana alam di wilayah
Rapat yang dipusatkan di ruang rapat wakil bupati lantai I Kantor Bupati, Minggu (7/7/2024) juga dihadiri Wakil Bupati, Gerson Eliaser Selsily, Sekda Ruslan Makatita, Kapolres AKBP M Agung Gumilar dan sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemkab Bursel.
Poin penting dalam rapat lintas tersebut yakni, terkait distribusi sembako dan BBM di Kabupaten Buru Selatan.
Wakil bupati, Gerson Elieser Selsily mengatakan, penangan terhadap dampak bencana yang terjadi di Kabupaten Buru Selatan saat ini dianggap penting. Sehingga stok sembako dan BBM harus dipastikan aman untuk beberapa hari atau bulan kedepan.
Untuk kondisi terputusnya arus lalu lintas darat, seperti jalan Namrole – Namlea. Kondisi ini sangat penting mengingat jika hal ini terus dibiarkan, maka akan berdampak pada tiga hal yakni, tersumbatnya distribusi arus barang dan jasa, persoalan telekomunikasi dan ketersediaan BBM
” Tentunya hal-hal ini berpengaruh terhadap inflasi, kesehatan, sunting dan kemiskinan. Dan yang paling penting adalah persoalan keamanan dan ketertiban di Kabupaten Buru Selatan,” kata Selsily dalam pertemuan tersebut .
Kapolres Buru Selatan, AKBP M Agung Gumilar mengatakan, untuk ketersediaan stok sembako dan BBM jenis Pertalite, Pertamax dan minyak tanah di Kabupaten Buru Selatan mulai berkurang.
“Jika tersedia hanya untuk beberapa hari kedepan, sehingga diperlukan kerjasama dengan semua pihak, utamanya dengan Dinas Perdagangan Kabupaten Bursel untuk mengantisipasi persoalan stok BBM dan Sembako,” terang Kapolres.
Sementara itu Kadis Perindag, Dominggus Seleky menegaskan, untuk ketersediaan sembako di Kota Namrole beberapa hari kedepan dipastikan aman. Namun pihaknya akan terus memantau perihal kondisi Sembako.
” Untuk saat ini stok sembako di 13 agen atau distributor di Kota Namrole Kabupaten Buru Selatan yakni; beras 23 ton, gula 38 ton, minyak goreng 8300 liter mentega, telur dan lainnya stok masih tersedia,” ujannya..
” Sedangkan untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax saat ini lanjut Seleky , tersedia di APMS Lektama dan untuk AMPS Labuang hanya tersedia Dexlite dan Solar,” sambung dia.
Sementara untuk stok minyak tanah (Mitan) saat ini baik di pangkalan, maupun pengecer, sebut Seleky, sudah mulai menipis.
” Untuk Mitan mereka berjanji akan mensuplai BBM jenis minyak tanah melalui jalur laut menggunakan kapal,” pungkasnya.
Dade Papalia