Namrole, tekab86.com – Wakil Bupati Buru Selatan Gerson Eliaser Selsily membuka kegiatan Rembuk Stunting Aksi 3 Konvergensi Penurunan Stunting Kabupaten Buru Selatan.
Selain Wakil Bupati selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Buru Selatan, Juga tampak hadir, Plt Sekda Ruslan Makatitta, Ketua TP PKK istri wakil bupati Nelly Lopies, Asisten I Ridwan Nyio, Staf Ahli dan sejumlah pimpinan OPD lingkup pemda BurseL.
Dalam sambutanya wakil bupati mengatakan, didalam pemerintah saat ini Stunting merupakan aspek yang sangat penting yang harus direspon dalam setiap aktivitas pembangunan terutama sektor-sektor yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan gizi.
Wakil bupati menjelaskan, Kabupaten Buru Selatan telah mengalami kemajuan dimana pada tahun 2022 sesuai survei Status Gizi Indonesia (SGI) terdapat angka Stunting di kabupaten Buru Selatan sebesar 41,6 persen. Dan pada tahun 2023 menjadi 35,5 persen.
“Dengan kata lain angka Stunting menurun 6,1 persen. Angka ini masih membutuhkan kerja keras kita untuk menuju Buru Selatan yang bebas Stunting,” ujar Selsily Rabu (24/7/2024) Bertempat di gedung serbaguna namrole
Dikatakan, Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis.
“Stunting dapat di cegat dengan memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup pada 1000 hari pertama kehidupan anak” ujar Selsily.
Dirinya menyebut, intervensi Stunting membutuhkan kerjasama lintas sektor dan lintas program.
Wakil Bupati juga menjelaskan, terbitnya peraturan presiden nomor 27 tahun 2021 tentang percepatan penurunan Stunting dan peraturan BKKBN nomor 12 tahun 2021, tentang rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting tahun 2021-2024, harus mencapai angka 14 persen.
“Dengan demikian dapat menjadi pedoman kita bersama untuk mensukseskan program pemerintah tersebut” tandas Selsily.
Selsily mengatakan, pelaksanaan rembuk stunting merupakan langkah penting dan strategis bagi pemerintah kabupaten buru selatan dalam upaya penurunan angka stunting.
“Semua pihak terkait dengan aksi konvergensi intervensi spesifik dan sensitif senantiasa berkerja sesuai tugas dan tanggungjawabnya untuk menjawab tuntutan masyarakat agar terciptanya masyarakat bebas stunting” harap Selsily.
Wakil bupati mengajak semua pihak bergandeng tangan untuk menghantarkan kabupaten buru selatan bebas stunting Demi masa depan generasi anak cucu kita di masa yang akan datang.
Sementara Mariam Nasir sebagai Plt Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Bursel mengatakan saat ini pihaknya lagi mengaudit kasus stunting yang ada di setiap desa Lokus di Kabupaten Buru Selatan
“Semester 1 ini baru 3 Desa lokus yang tercover dan dia punya data-datanya sementara lagi diperiksa oleh dokter ahli anak, dokter ahli kandungan dan dokter dan ahli gizi” terangnya.
3 desa lokus stunting untuk semester 1 ini masih berada di Kecamatan Namrole yakni Desa Waefusi, Desa Lektama dan desa Kamlanglale.
“Desa Fatmite 5 orang balita, Kamanglale 4 orang balita dan Waefusi 5 orang balita sementara Baduta 1 orang. Jumlah ibu hamil yang kekurangan energi dn kalori di Fatmite 2 orang, pasca bersalin 1 orang sedangkan di Kamlanglale ibu hamil 4 orang dan pasca bersalin 2 orang” rincinya.
Nasir menjelaskan, nantinya pada saat diseminasi baru bisa diketahui bahwa desa anak-anak stunting itu sudah keluar dari stunting ataukah masih tetap dan kalau masih tetap berarti ditindaklanjuti dan di intervensi selanjutnya dengan cara pemberian pemberian Makanan Tambahan (PMT).
“Kalau belum kita akan tindaklanjuti dengan penyaluran PMT dan intervensi – intervensi lainnya sehingga desa tersebut bisa keluar dari lokus stunting” ungkap nya.
AKP